http://mdonisanjaya.blogspot.co.id/2012/01/filsafat-bahasa.html
FILSAFAT BAHASA
Dipresentasikan oleh: M. Doni Sanjaya
NIM. 20112506018
I. PENDAHULUAN
Filsafat bahasa adalah penyelidikan beralasan ke alam, asal-usul, dan penggunaan bahasa. Sebagai topik, filsafat bahasa bagi para filsuf analitik berkaitan dengan empat masalah utama sifat makna, penggunaan bahasa, kognisi bahasa, dan hubungan antara bahasa dan realitas. Untuk filsuf kontinental. Namun, filsafat bahasa cenderung ditangani, bukan sebagai topik yang terpisah, tetapi sebagai bagian dari logika, sejarah atau politik.
Pertama, filsuf bahasa menanyakan sifat makna, dan berusaha untuk menjelaskan apa artinya "berarti" sesuatu. Topik dalam pembuluh darah yang meliputi sifat sinonim, asal-usul makna itu sendiri, dan bagaimana makna yang bisa benar-benar diketahui. Proyek lain di bawah judul ini kepentingan khusus filsuf analitik bahasa adalah penyelidikan cara yang tersusun menjadi kalimat keluar keseluruhan bermakna arti bagian-bagiannya.
Kedua, mereka ingin memahami apa yang pembicara dan pendengar lakukan dengan bahasa dalam komunikasi, dan bagaimana digunakan sosial. Kepentingan khusus dapat meliputi topik pembelajaran bahasa, penciptaan bahasa, dan tindak tutur.
Ketiga, mereka ingin tahu bagaimana bahasa berkaitan dengan pikiran baik dari pembicara dan penerjemah. Dari minat tertentu adalah dasar untuk terjemahan keberhasilan kata menjadi kata lain.
Akhirnya, mereka menyelidiki bagaimana bahasa dan makna berhubungan dengan kebenaran dan dunia. Filsuf cenderung kurang peduli dengan kalimat yang sebenarnya benar, dan banyak lagi dengan jenis apa makna bisa benar atau salah. Seorang filsuf berorientasi kebenaran bahasa mungkin bertanya-tanya apakah suatu kalimat bermakna bisa benar atau salah, atau apakah kalimat dapat mengekspresikan proposisi tentang hal-hal yang tidak ada, bukan seperti kalimat yang digunakan.
Bahasa dan filsafat berjalan berpapasan mengikuti arus sesuai dengan peralihan dari siang ke petang, dari hari kemarin ke hari esok. Seseorang akan mampu berfilsafat jika bahasa itu ada, begitu juga dengan adanya bahasa, seseorang itu akan berbahasa sesuai dengan hasil penalaran, proses kerja otak dan menghasilkan pengetahuan yang diolah melalui filsafat. Jadi, bahasa dan filsafat merupakan dua sejoli yang tidak terpisahkan. Mereka bagaikan dua sisi mata uang yang senantiasa bersatu.
Minat seseorang terhadap kajian bahasa bukanlah hal yang baru sepanjang sejarah filsafat. Semenjak munculnya Retorika Corax dan Cicero pada zaman Yunani dan Romawi abad 4 – 2 SM hingga saat ini (Post Modern), bahasa merupakan salah satu tema kajian filsafat yang sangat menarik.
Hadirnya istilah filsafat bahasa dalam ruang dunia filsafat dapat dikatakan sebagai suatu hal yang baru. Istilah muncul bersamaan dengan kecendrungan filsafat abad ke-20 yang bersifat logosentris. Oleh karena itu, sangat wajar apabila ditemukan kesulitan untuk mendapatkan pengertian yang pasati mengenai apa sebetulnya yang dimaksud dengan filsafat bahasa.
Verhaar telah menunjukkan dua jalan yang terkandung dalam istilah filsafat bahasa, yaitu : 1) filsafat mengenai bahasa; dan 2) filsafat berdasarkan bahasa. Di dalam pembahasan makalah ini, akan dibahas lebih detail tentang hakikat filsafat bahasa. Dan adapun garis-garis besar yang dibahas yaitu : spekulasi asal-usul bahasa, defenisi bahasa dan filsafat itu sendiri, esensi bahasa ditinjau dari segi filsafat, hubungan bahasa dengan filsafat, kelemahan-kelamahan bahasa, fungsi filsafat terhadap bahasa, dan peranan filsafat bahasa dalam pengembangan bahasa.